Senin, 26 Juli 2010

Dzikir Qalbu menuju Dzikir yg Abadi

Orang-orang Islam yang selalu melanggengkan bershalawat Kepada Nabi dan berdzikir kepada Allah swt, niscaya mereka bertambah dekat kepada Allah dan Rasulullah-Nya, seperti sabda Rosullullah:
“Orang yang paling utama bersamaku kelak pada hari kiamat adalah mereka yang palig banyak membaca shalawat untukku.”

Dan Rasulullah saw memperingatkan bilamana mereka tidak berdzikir dan bershalawat di dalam kehidupannya, bahkan melalaikan sholawat dan berdzikir, mereka akan merugi di hari kiamat, sebagaimana sabda beliau Nabi Muhammad saw:
“Tidaklah sesuatu kaum duduk dalam suatu tempat dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla serta membaca shalawat kepada nabi saw. kecuali mereka menyesal kelak pada hari kiamat.”

Adapun dzikir kalbu yang langgeng, yaitu dzikirnya para malaikat yang selalu patuh kepada Allah swt. Dan selalu taat melaksanakan tugasnya masing-masing.

Sedangkan manusia harus melalui latihan-latihan dalam melaksanakan dzikir kepada Allah. Di saat latihan-latihan berdzikir tentulah mengalami berbagai rintangan dan hambatan tetapi harus dan tetap tabah, karena rintangan dan hambatan itu sebagai cambuk semangat dalam melaksanakan dzikir kepada Allah, dalam firman Allah dijelaskan disurat Al-A’raf ayat 205-206:

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada disisi (Allah) (Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkanNya dan hanya kepadaNyalah mereka bersujud.


Dzikir abadi dimulai dari dzikir lisan atau dzikir nafas, bila hatinya tergetar, sekecil apapun getaran di hati / kalbu lalu dikembangkan ke seluruh anggota tubuh. Dan dilanjutkan gerakan kalbu untuk berdzikir kolbu, suarakan kalbumu untuk mengatakan; Allah, Allah, Allah…

Proses itu membutuhkan waktu, mungkin hanya satu hari atau dua hari, mungkin juga bisa berbulan-bulan, sampai Anda mengalami pengalaman spiritual dalam dzikir posisi yang di alam sana: memasuki tempat yang maha luas tak terlindungi oleh naungan apapun, tempat itu terbuka amat luasnya terisi oleh para jamaah, yang sedang berdzikir, tempat ini “ladang para jamaah” nya orang-orang yang sedang berdzikir.

Kalau sudah memasuki alam itu berarti kita sudah terpaling ke tempat jamaahNya dimana di dalam al Qur’an ditegaskan disurat Al-Fajr ayat 27-30:
27. hai jiwa yang tenang.
28. kembalilah kepada AllahMU dengan hati yang bersih dg ridho dan diridhaiNya.
30. maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu.
30. dan masuklah ke dalam surgaKu.

Semoga kita semua termasuk golongan hamba yang tersebut diatas. Amin

Tidak ada komentar: